A.
Sejarah
Radio Republik Indonesia (RRI)
Radio
Republik Indonesia (RRI) merupakan stasiun radio milik pemerintah Indonesia
yang didirikan pada tanggal 11 September 1945, RRI memiliki slogan “Sekali di
udara, tetap di udara”. RRI didirikan oleh beberapa orang pelopor yang
sebelumnya aktif di radio jepang, dan terpilihlah Abdulrahman Saleh sebagai
ketua RRI yang pertama. Pada awal mula terbentuknya RRI, para tokoh pendiri RRI
membentuk 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan
Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI
untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan partai
atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada penyiar RRI
pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan
masyarakat.
Dalam
sejarah perkembangan kelembagaannya, RRI telah mengalami perubahan kelembagaan
dari awal mula didirikannya sampai saat ini. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik,
RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang
berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan RRI. Dewan Pengawas
yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi
yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga
Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12
tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor
32/2002. Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik selama hampir 5 tahun sejak
tahun 2000, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan,
RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan
Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga Penyiaran
Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.
RRI
memiliki visi yaitu, terwujudnya RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
terpercaya dan mendunia. Hingga saat ini RRI memiliki 62 stasiun yang tersebar
di Indonesia dan siaran luar negri “Suara Indonesia”. RRI khususnya RRI Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki 3 program siaran yang disebut Pro 1 fokus pada
siaran pemberdayaan masyarakat, Pro 2 siaran kreatifitas anak muda, dan Pro 3
siaran jaringan berita nasional dan kantor berita radio. Sedangkan khusus RRI Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta memiliki 5 program siaran, yaitu Pro 1, Pro 2, Pro 3,
Pro 4 yang fokus pada siaran kebudayaan Indonesia, dan Channel V sebagai siaran
luar negri.
B.
RRI
Progama 2 Yogyakarta
RRI
Pro 2 adalah program siaran dari RRI yang siarannya fokus pada kreatifitas anak
muda, menurut Bapak Erna Rosa selaku kepala seksi Pro 2 FM saat ini fokus
siaran Pro 2 adalah mewujudkan agar anak muda mengenal serta peduli terhadap
budaya. Disamping itu Bapak Erna Rosa juga memaparkan bahwa RRI memiliki
tanggug jawab untuk mewariskan budaya kepada pendegarnya. Progama 2 juga
memiliki visi sebagai pusat kreatifitas anak muda, dan memiliki sasaran wilayah
pendengar di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan “Sahabat Kreatif” sebagai sapaan
pendengarnya, Pro 2 memiliki klasifikasi presentasi siaran yaitu: berita dan
informatif 30%, hiburan 40%, kebudayaan 10%, pendidikan 10%, serta iklan dn
penunjang 10%. RRI Pro 2 juga menyiarkan musik indonesia sebesar 70% (144 lagu
perhari), indie 10% (16 lagu perhari), serta lagu mancanegara 30% (68 lagu
perhari). Hal tersebut tertuang dalam kitab panduan penyiaran RRI Progama 2.
RRI
memiliki target bagaimana mendekatkan publik dengan media ini secara emosional
dengan cara penyesuaian target audience.
Apa yang dibutuhkan oleh publik, RRI mencoba untuk melayani dan memenuhi
kebutuhan tersebut.Dalam manajemen strategi nya, RRI telah melakukan
perkembangan agar tetap eksis dikalangan pendengar radio mengingat saat ini
menjamurnya radio-radio swasta dan komunitas sebagai pesaing RRI. Dalam menyikapi
fenomena ini menurut Bapak Erna Rosa, RRI telah memfokuskan target pendengar.
Karena pada mulanya RRI tidak memiliki target pendengar yang artinya semua
kalangan umur adalah sasaran pendengar RRI. Namun saat ini RRI telah memfokuskan
target pendengarnya, salah satunya dengan mendirikan RRI Progama 2 yang
memiliki fokus target pendengan anak muda pria dan wanita dengan rentang usia
12-25 tahun.
RRI
dalam manajemen strateginya juga mengikuti arus perkembangan zaman yang semakin
modern, hal ini bertujuan agar RRI Pro 2 lebih dekat dengan para pendengarnya.
Mengingat perkembangan teknologi dan perkembangan radio di Indonesia yang
selaras, RRI harus cerdik menyikapi hal ini untuk dapat bertahan. Untuk itu RRI
harus bisa bermain di berbagai lini, salah satunya bermain di lini media sosial
dan radio streaming/ Langkah yang dilakukan RRI dalam hal ini adalah dengan
membuat media sosial di facebook dan twitter, selain itu RRI juga memiliki
radio online “RRI Play” yang dapat diunduh pendengar radio di Google Play Store
dan App Store.
Selain
itu untuk menjaga agar konten yang disiarkan tetap berkualitas, RRI mengadakan
rapat evaluasi tahunan yang biasa dilaksanakan di bulan November tiap tahunnya.
Dalam rapat ini RRI akan membahas materi terkait program siaran selama 1 tahun,
potensi RRI, perombakan program siaran, penambahan program siaran, dan segala
hal yang berkaitan dengan program siaran RRI. Menurut Bapak Erna Rosa, pada
November 2017 lalu RRI melakukan reformasi agar budaya tidak hanya ditujukan
untuk orang tua saja, tetapi anak muda pun dapat menikmati dan mencintai
budaya. Disamping itu bapak Erna Rosa juga memberikan sedikit informasi terkait
rencana program baru yang dibuat RRI, program ini direncanakan akan diluncurkan
pada akhir tahun 2018. Program baru tersebut diberi nama SKS (Siaran anak
Sekolah dan Kampus), tujuan diadakannya program siaran SKS ini adalah sebagai
wadah bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mencoba merasakan siaran agar dapat
melakukan siaran di RRI. Mengingat begitu banyak antusias pelajar dan mahasiswa
dalam bidang radio, maka program baru ini diharapkan sebagai jalan keluar yang
dapat mengasah kreatifitas anak muda khususnya di Yogyakarta.
REFERENSI:
1. www,rri.co.id
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Radio_Republik_Indonesia
REFERENSI:
1. www,rri.co.id
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Radio_Republik_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar