Rabu, 29 November 2017

TVRI SEBAGAI TELEVISI PEMERSATU BANGSA


TVRI (Televisi Republik Indonesia) merupakan stasiun televisi pertama yang dimiliki oleh Indonesia. TVRI didirikan pada 24 Agustus 1962, dan berstatus milik negara. TVRI sejak berdirinya memiliki slogan yang brubah-ubah, namun sejak tahun 2012 hingga saat in slogan TVRI yaitu ‘Televisi pemersatu bangsa’. Siaran perdana yang ditayangkan oleh TVRI pada saat itu adalah Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-17 dan disiarkan langsung dari Istana Negara Jakarta. TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Tujuan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 yaitu untuk melayani informasiuntuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri da tidak komersial. Disamping itu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI yaitu memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melaluipenyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah NKRI.
Pada masa awal berdirinya, TVRI merupakan siaran televisi yang diminati oleh penonton (audience). TVRI memiliki penonton sekitar 82% dari penduduk Indonesia, dan satu-satunya televisi yang jangkauan siarnya mencapai seluruh wilayah Indonesia. Dikarenakan jangkauan siar yang luar serta audience yang banyak, TVRI memiliki modal dan pendapatan yang kuat pada masa itu. Salah satu sektor pemasukan TVRI adalah dari iklan, selain itu pada saat itu biaya operasional TVRI masih dibiayai oleh negara melalui APBN. Dana yang diperoleh TVRI dari iklan sebesar 34% dan mencapai 17-20 miliyar per tahun. Namun pada 5 Januari 1981 Presiden Soeharto melarang pemasangan iklan di televisi, dengan alasan agar media televisi dapat konsentrasi sebagai alat kampanye nasional. Meskipun iklan telah dilarang, namun TVRI masih nenampilkan iklan implisit (terselubung) dalam sejumlah siarannya. Disamping itu pemasukan TVRI selain dari iklan, menurut Arswendo Atmowiloto yang merupakan pengamat televisi dan hiburan memaparkan bahwa TVRI mencari pemasukan dana bukan dari menjual program acara, namun menyewakan studio nya yang paling bagus senilai Rp 300 juta per bulan untuk kuis Who wants to be a millionaire yang ditayangkan di RCTI. (Atmowiloto dalam Tempo, 2003)
Jika kita amati TVRI dalam era modern saat ini, TVRI mengalami penurunan jumlah audience. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya televisi swasta di Indonesia sejak tahun 1990. Tercatat hingga saat ini Indonesia memiliki 10 stasiun televisi swasta yang melakukan siaran nasional. Jumlah itu belum ditambah dengan stasiun televisi lokal dan komunitas yang juga berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Kebanyakan isi siaran yang disiarkan oleh televisi swasta adalah hiburan seperti sinetron dan reality show, sehingga dianggap lebih menarik oleh audience. Untuk menyikapi persoalan ini, TVRI mulai berbenah di jajaran programnya. Demi mengimbangi televisi swasta, kini program acara TVRI berkembang dengan adanya acara katun anak-anak, informasi seputar selebriti, dan acara lainnya. Selain berkembangnya program siaran, kini TVRI memanfaatkan kemajuan teknologi dan internet dengan membuka akun Twitter dan Facebook dan aplikasi streaming di android. Selain di bidang program acara, TVRI juga melakukan pembenahan baik dibidang SDM (Sumber Daya Manusia), marketing, struktur organisasi, dan keuangan. Hal ini sebagai wujud bahwa TVRI serius dalam menyikapi para pesaingnya, baik dari sesama stasiun televisi maupun dari jenis media lain seperti radio dan internet. Khusus mengenai SDM, TVRI melakukan pembenahan restrukturisasi bertujuan agar dapat mengetahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan mengetahui kemampuan masing-masing karyawan yang ada dalam struktur organisasi apakah sudah sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan. Dengan melakukan restrukturisasi tersebut, TVRI dapat mengambil langkah apakah perlu mencari tenaga profesional dari luar atau cukup dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di TVRI.
Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa masih berdirinya TVRI sejak 1962 hingga saat ini melalui banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu tentunya diharapkan membawa TVRI menjadi saluran televisi menjadi lebih baik, terlebih TVRI merupakan stasiun televisi negri milik pemerintah yang seharusnya menayangkan siaran yang mendidik, informatif, netral, dan bermanfaat bagi audience. Perubahan yang dialami TVRI pun tidak sedikit contohnya perubahan logo, slogan, dan strategi pemasaran. TVRI mampu mengemas semua perubahan tersebut dengan baik sehingga TVRI masih mampu berdiri hingga saat ini walaupun jumlah audience nya tidak sebanyak seperti pada masa belum adanya stasiun televisi swasta. Sebagai warga negara Indonesia dan peonton televisi di negara ini, kita harus lebih menghargai stasiun televisi milik negara. Karena TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi milik pemerintah yang dimiliki Indonesia, serta stasiun televisi tertua yang dimiliki negara ini yang telah merekam berbagi peristiwa. Sangat disayangkan apabila kita hanya melirik stasiun televisi swasta saja, sedangkan kita juga memiliki stasiun televisi negri.


REFERENSI:

https://bit.ly/2zP5MiE
http://bit.ly/2Af6rcr
http://bit.ly/2AGNj8a
http://bit.ly/2zQmGgT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Press Release: Emina Creamy Tint

Idola Baru Untuk Lip Lovers: Emina Creamy Tint, dengan Formula Soft dan Longlasting Sebagai make up brand yang populer, Emina kembali mel...