Radio di Indonesia bermula secara
resmi pada tanggal 11 September 1945. Seiring berkembangnya zaman, radio di
Indonesia pun ikut berkembang dan populer dari tahun ke tahun. Sehingga banyak bermunculan
stasiun radio baru di Indonesia yang berkembang. Salah satu radio di Indonesia
yang cukup populer adalah Prambors. Prambors adalah siaran radio yang
ditujukan untuk kawula muda Indonesia, dan didirikan di Jakarta pada tahun
1971. Prambors memiliki jangkauan
siar yang luas yakni di 8 kota di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung,
Medan, Semarang, Makassar, Solo dan Yogyakarta. Pada era modern saat ini
televisi dan internet merupakan media pesaing yang cukup ketat bagai radio,
salah satunya bagi radio Prambors. Berdasarkan
data dari The Nielsen Company (US)
terkait presentase pengguna media yakni televisi (96%), internet (40%), dan
radio (38%) pada kuartal ketiga tahun 2016. Kontribusi pendengar radio
didominasi oleh Millenials (38%), Generasi X (28%), dan Generasi Z (19%).
Sedangkan pendengar radio pada generasi Baby Boomers dan Silent Generation
relatif sedikit yaitu 13% dan 2% saja. Temuan Nielsen Radio Audio Measurement kuartal ini menujukkan bahwa
tingkat penetrasi radio pada konsumen, tertinggi berada di kota Palembang
(97%), Makassar (60%), Bandung (54%), Banjarmasin (53%), dan Yogyakarta (51%).
Berdasarkan pengamatan yang saya
lakukan terkait strategi radio Prambors dalam
mempertahankan eksistensinya, radio Prambors
mampu bertahan di era modern ini walaupun banyaknya pesaing media lain seperti
televisi, internet, dan stasiun radio lain. Hal ini dibuktikan dengan masih berdirinya
radio Prambors sampai saat ini dengan
jumlah pendengar yang tidak sedikit di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa
cara yang dilakukan radio Prambors
dalam mempertahankan eksistensinya yakni dengan memfokuskan target pendengar,
membuat program siaran unggulan, mengadakan acara offline, mengadakan kuis, menarik perusahaan untuk menanam iklan,
dan melakukan inovasi produk. Radio Prambors
telah menargetkan remaja dan dewasa dari rentang usia 15-25 tahun sebagai pasar
pendengar siaran mereka sejak tahun 1971. Prambors
juga sukses dalam membuat program siaran yang diminati para pendengarnya
diantaranya yaitu Desta & Gina In The
Morning, Prambors Top 40, Jeli (Jelinan Kasih), The Dandees, dan Late Night Hot 20 Countdown. Selain
membuat program siaran yang menarik, Prambors
juga mengadakan acara offline seperti
Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang suskes kala itu. Acara offline ini dibuat dengan tujuan sebagai
wadah remaja Indonesia mengasah kemampuannya juga ditujukan sebagai sarana
pengenalan radio Prambors untuk
masyarakat Indonesia. Selain itu salah satu usaha Prambors dalam mempertahankan pendengarnya yaitu dengan cara
mengadakan kuis, kuis yang dikembangkan pun beragam dengan hadiah yang kala itu
cukup sensasional.
Beberapa cara diatas dilakukan radio
Prambors untuk mempertahankan
pendengarnya dan juga sebagai sarana menarik perusahaan-perusahaan untuk
menanam iklan di radio Prambors. Iklan
memang salah satu sumber dana terbesar dari radio, tentunya ini akan menunjang
operasional radio untuk terus berjaya di media Indonesia. Dari data The Nielsen Company (US) pada bulan Mei
dan Juni 2016, spot iklan di radio terbanyak datang dari Unilever Rp 7 miliar, Telkomsel
Rp 6 miliar, Tokopedia Rp 5
miliar, dan Alfamidi Rp 3 miliar.
Untuk itu radio berlomba-lomba menjaga eksistensinya agar banyak iklan yang
masuk, sehingga pemasukan dana di radio terus berjalan. Selain itu radio Prambors kini mulai berinovasi dengan
membuat radio streaming atau radio online, ini dibuat untuk
memudahkan pendengar yang diluar jangkauan siar radio Prambors agar dapat mengakses radio Prambors dan juga hal ini bertujuan sebagai salah satu strategi
radio Prambors dalam mempertahankan
eksistensinya.
REFERENSI :
1.http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/RADIO-MASIH-MEMILIKI-TEMPAT-DI-HATI-PENDENGARNYA.html