Pada
era globalisasi saat ini kemajuan teknologi sudah sangat pesat, hal ini berpengaruh
kepada perkembangan media. Sejarah perkembangan media di Indonesia melalui 5
tahap yaitu tahap pers perjuangan, pers politik, pers orde baru, pers
pembangunan, dan pers industri atau bisa disebut pers reformasi. Dari media
cetak kini berkembang menjadi media online, dunia semakin modern dan
berkembang. Bagi para pelaku industri media di Indonesia, perkembangan media
bagi pelaku industri media ternyata membawa dampak negatif salah satunya akan
terjadi penurunan oplah penjualan media cetak. Hal ini dikarenakan media cetak
dianggap oleh masyarakat kurang praktis dibandingkan media online yang bisa
diakses kapan saja dan dimana saja, tentu hal ini menjadi tugas besar bagi
pelaku industri media cetak untuk mempertahankan eksistensi media cetak.
Dari pengamatan yang
saya amati untuk mempertahankan eksistensinya, media cetak harus melakukan inovasi
seiring perkembangan jaman. Hal ini perlu dilakukan karena masyarakat selaku
konsumen media cetak juga merupakan pelaku modernisme, hal ini juga dipengaruhi
sifat masyarakat yang lebih mengutamakan kemudahan akses dalam mengakses
berita. Seperti yang tertera diatas, contoh kekurangan media cetak dibandingkan
dengan media online yaitu kurang praktisnya media cetak dengan wujud berbentuk
lembaran kertas sehingga kurang nyaman untuk dibawa ataupun diakses dimana
saja. Berbeda dengan media online yang dapat kita akses hanya dengan melalui
internet yang dapat diakses melalui telepon genggam, sehingga lebih praktis dan
nyaman dibawa dan dibaca dimana saja dan kapan saja. Selain itu media cetak
juga selalu mengalami delay apabila
memberitakan hot news, dikarenakan
proses yang panjang dalam penerbitan media cetak. Berbeda dengan media online
yang tidak memerlukan proses penerbitan sepanjang media cetak, sehingga dalam
hal ini meia online lebih unggul karena tidak mengalami delay dalam memberitakan hot
news. Contoh media cetak seperti yang kita ketahui yaitu koran dan majalah,
ada banyak koran dan majalah di Indonesia seperti koran Sindo dan majalah Gadis.
Pada masa media online belum terlalu berkembang, angka oplah
atau jumlah salinan koran atau majalah yang dijual sangat tinggi. Namun setelah
media online berkembang, angka oplah media cetak semakin menurun disebabkan
oleh beberapa faktor yang telah saya jelaskan diatas. Dalam hal ini saya akan
membahas lebih spesifik tentang industri media cetak di Indonesia, yaitu
majalah gadis dari PT Femina Group. Gadis adalah nama majalah
remaja wanita yang berasal dari Indonesia yang pertama kali
diterbitkan pada tahun 1973 dan sangat populer di Indonesia.
Jika kita perhatikan majalah Gadis
mampu mempertahankan eksistensinya sampai saat ini, tentunya ini didukung oleh
berbagai inovasi yang dilakukan oleh majalah Gadis.
Sebagai pelaku industri media cetak, majalah Gadis terus mengikuti perkembangan zaman
untuk melakukan berbagai inovasi pada majalahnya. Sebagai contoh, tampilan
majalah Gadis dari tahun ke tahun
mengalami perubahan. Tampilan pada majalah Gadis
dibuat semakin menarik dan berwarna untuk meningkatkan daya tarik pembaca,
disamping itu majalah Gadis sebisa
mungkin tidak menjadi majalah yang ketinggalan zaman. Oleh karena itu majalah Gadis mengikuti era modernisasi untuk
mempertahankan eksistensinya melawan media online yang sedang berkembang dengan
membuat majalah versi online. Strategi majalah Gadis dengan membuat versi online ini merupakan inovasi yang luar
biasa, hal ini dibukikan dengan bertahannya majalah Gadis hingga saat ini disaat banyaknya media cetak yang gulung
tikar. Sebagi seorang pelaku industri, majalah Gadis harus berpikir kreatif untuk menjaga eksistensinya. Hal ini
telah dilakukan majalah Gadis dengan
baik, jika pelaku industri media cetak bisa memanfaatkan perkembangan teknologi
dengan baik maka hal ini juga dapat membeeri dampak positif yang baik untuk
media cetak.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar